Latihan Angkat Besi Didesentralisasi, Mengapa?

Written By Unknown on Sabtu, 18 Januari 2014 | 09.55

TEMPO.CO , Jakarta: Atlet angkat besi mulai menggelar latihan untuk menghadapi ajang olahraga empat tahunan, Asian Games 2014. Pelatih angkat besi, Lukman, mengatakan latihan yang dilakukan oleh Eko Yuli Irawan dan kawan-kawan tidak dilakukan di Jakarta seperti saat jelang SEA Games Myanmar 2013. "Kami mencoba menerapkan desentralisasi,"  kata Lukman saat dihubungi, Jumat, 17 Januari 2014.

Lifter Eko Yuli Irawan dan Triyatno, lanjut Lukman, bakal menggelar latihan di Kalimantan Timur, tepatnya di Balikpapan. Sementara untuk atlet lainnya berlatih di dua daerah, seperti Bekasi dan Lampung.

Menurut Lukman, pola latihan desentralisasi bukan hal baru diterapkan oleh Pengurus Besar Persatuan Angkat Berat Besi dan Binaraga Seluruh Indonesia (PABBSI). Lukman menyatakan sudah sejak 2008 PABBSI menggelar latihan di daerah masing-masing atlet (desentralisasi). "Pemusatan latihan nasional di Jakarta kemarin salah satunya karena ada pelatih asing," ucapnya.

Lukman menambahkan, terpencarnya latihan para atlet angkat besi tidak akan mengganggu persiapan menuju Asian Games. Sebab masing-masing pelatih sudah mempunyai program latihan yang relatif sama. Perbedaannya, kata Lukman, hanya pada masa puncak penampilan (peak performance) sang atlet. Untuk menyamakan puncak penampilan, ia menyatakan, hal itu bisa dilakukan dengan menggelar latihan bersama.

Lebih lanjut, Lukman sudah mengantongi nama-nama atlet yang dipersiapkan menuju Asian Games yang akan digelar di Incheon, Korea Selatan, September mendatang. Mereka terdiri dari enam lifter putra dan empat lifter putri. Menurut dia, pemilihan ini berdasarkan kepada penampilan di SEA Games kemarin dan selama mengikuti turnamen di 2012.

Dua nama yang dipersiapkan berangkat ke Asian Games nanti diantaranya ialah Eko Yuli Irawan dan Triyatno. Eko merupakan peraih medali emas di kelas 62 Kg SEA Games Myanmar dan perunggu Olimpiade London 2012. Sementara Triyatno yang absen di SEA Games 2013 merupakan peraih medali perak Olimpiade London di kelas 69 Kg.

Ihwal kondisi Triyatno, Lukman menyebutkan sudah ikut latihan meski kondisinya baru mencapai 70 persen. Seperti diberitakan, Triyatno mengalami cedera di bagian lutut usai mengikuti Olimpiade London.  "Frekuensi latihan yang dilakukan masih rendah,"  tutur Lukman.

Sementara itu manajer Pelatnas angkat besi Dirdja Wiharja menyatakan Indonesia masih mengandalkan nomor-nomor kelas bawah di Asian Games nanti. Menurut dia, peluang Indonesia meraih medali cukup besar di kelas bawah.  "Untuk putra ada di kelas 62 Kg-77 Kg dan putri di kelas 48 Kg-63 Kg," ucap Dirdja.

Pada SEA Games Myanmar kemarin, cabang olahraga angkat besi terbilang sukses menyumbangkan medali bagi kontingen Indonesia. Angkat besi meraih tiga medali emas, dua perak, dan dua perunggu.

ADITYA BUDIMAN

Berita Lain
Ungguli PBR 1-0, 'Jupe' Selamatkan Persib
Sharapova Hampir Menyerah di Australia Open
Messi Cetak Brace, Barcelona ke Perempat Final
Babak I Persib Lawan PBR Berakhir Imbang


Anda sedang membaca artikel tentang

Latihan Angkat Besi Didesentralisasi, Mengapa?

Dengan url

http://yukolahragasehat.blogspot.com/2014/01/latihan-angkat-besi-didesentralisasi.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Latihan Angkat Besi Didesentralisasi, Mengapa?

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Latihan Angkat Besi Didesentralisasi, Mengapa?

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger