Berkicaulah, Kau Akan Dihukum!

Written By Unknown on Minggu, 21 Oktober 2012 | 09.55

Minggu, 21 Oktober 2012 | 04:55 WIB

TEMPO.CO , Jakarta--"Mulutmu adalah harimaumu." Di era dunia tanpa batas, kini pepatah lama itu sepertinya harus sedikit diubah: "kicauanmu adalah harimaumu". Bila tak hati-hati, kalimat yang ada di halaman media sosial bisa "memangsa" pemiliknya. Bagi pemain sepak bola, kariernya dapat "termakan".

Bek kiri Chelsea, Ashley Cole, telah merasakan akibatnya. Pemain berusia 31 tahun itu terpaksa kehilangan 90 ribu pound sterling (sekitar Rp 1,4 miliar) dari kantongnya. Itu denda yang harus dia bayar kepada FA untuk komentarnya di laman Twitter pada awal bulan ini. Selain itu, pelatih Roy Hodgson tak memanggilnya untuk memperkuat tim nasional Inggris saat berhadapan dengan San Marino, pekan lalu.

Cole mungkin iseng. Masalahnya, media sosial tak lagi bisa dipandang sebagai ranah pribadi. Apa pun yang ditulis di sana bisa dibaca ribuan orang, para follower-nya. "Di dunia online, Anda berpotensi berbicara kepada lebih banyak orang ketimbang di media tradisional," kata Arsene Wenger, mantan pelatih Cole di Arsenal. "Persoalannya, Anda tidak sekadar berbicara dengan teman sendiri. Anda harus berpikir dulu sebelum menulis."

Kasus Cole bermula dari tuduhan rasisme yang menimpa rekan setimnya, John Terry. Kapten Chelsea ini dianggap menghina bek Queens Park Rangers saat kedua tim bertemu pada 23 Oktober 2011. Cole dipanggil sebagai saksi dalam salah satu rangkaian sidang Terry. FA mencurigai kesaksian Cole yang membela rekan setimnya. "Ha-ha-ha…, oke FA, aku berbohong, bukan?" Cole menulis ini untuk mengejek kecurigaan FA itu.

Hukuman kepada Cole bisa menjadi lebih berat andaikan pemain kidal ini tak buru-buru mengakui kesalahannya dan meminta maaf kepada FA. Itulah yang membuat dia kembali dipanggil untuk memperkuat The Three Lions saat bertandang ke Polandia pada laga kualifikasi Piala Dunia, Rabu lalu.

Hanya, meski ini mungkin bukan cita-cita Cole, dia tak memiliki peluang untuk menjadi kapten tim nasional Inggris di masa mendatang. "Tentu saja itu tidak mungkin," kata pelatih Hodgson. "Kami memiliki standar untuk jabatan itu."

Inilah kebijakan FA terbaru. Otoritas sepak bola Inggris ini berniat membikin semacam aturan etika yang berhubungan dengan media sosial bagi para pemain tim nasional. Entah apa bentuknya nanti, yang pasti, salah satu kriterianya adalah menyangkut kehati-hatian dalam berkicau di Twitter atau berbicara di media sosial lainnya. Untuk jabatan kapten, kriteria itu jelas lebih ketat.

Kasus Cole bukanlah kasus pertama, bukan pula masalah terakhir. Setelah kasus sang senior, seorang pemain muda Chelsea, Ryan Bertrand, bikin ulah lewat akun Twitter-nya. Dia memaki FA yang tak memanggilnya memperkuat tim nasional dengan mengatakan FA berbohong soal penyakit tenggorokan yang dia derita.

Beberapa bulan lalu, penyerang Liverpool, Ryan Babel, harus pula berurusan dengan komisi etika FA karena memasang foto wasit Howard Webb dan mendandaninya dengan seragam Manchester United. Itu terjadi setelah Liverpool dikalahkan MU pada Piala FA. Babel menuduh Webb "antek" MU. Pekan-pekan ini, Babel berurusan dengan DFB (PSSI-nya Jerman) karena komentarnya soal wasit. Babel kini bermain di klub Jerman, Hoffenheim.

Mayoritas pemain sepak bola Eropa memiliki akun media sosial. Mereka menggunakannya untuk mendekatkan diri dengan para penggemarnya. Ambil contoh bek MU, Rio Ferdinand, yang mengucapkan selamat ulang tahun kepada Indonesia saat perayaan 17 Agustus tahun ini.

Kedekatan dengan para penggemar membuat seorang pemain memiliki nilai jual lebih di mata pihak sponsorship. Sejauh tak menyakiti hati pihak lain, bermedia sosial ria tak jadi masalah. Persoalan baru muncul bila kasusnya seperti Cole atau Babel.

Meski begitu, beberapa pelatih tak selalu sepakat dengan kebebasan penuh bagi pemain dalam masalah media sosial. Pada Piala Eropa 2012, para pemain tim nasional Spanyol dan Denmark dilarang menyalakan Twitter atau Friendster mereka selama kejuaraan berlangsung. Pelatih kedua negara itu takut para pemainnya tak berfokus ke pertandingan.

Inggris kini berniat meniru. FA mengeluarkan aturan, pemain tim nasional dilarang mengomentari pertandingan dalam jangka 24 jam sebelum <I>kick off<I> sampai wawancara setelah pertandingan usai. Ini untuk mengantisipasi pecahnya konsentrasi dari lapangan dan lebih berfokus ke media online. Pasalnya, bisa jadi komentar seorang pemain bakal memancing komentar pemain lawan yang bisa menghasilkan perang kata-kata di Internet.

TELEGRAPH | THE SUN | GUARDIAN | ANDY MARHAENDRA

Baca juga:
Ferguson ''Berjudi'' Saat Melawan Newcastle
Legenda Liverpool Kritik Luis Suarez
Lloris Girang dengan Debutnya di Liga Inggris
Indonesia Ditawari Uji Coba Lawan Timnas Belanda
Gara-gara Twitter, Ashley Cole Didakwa FA
Sikut Cabaye, Van Persie Lolos dari Sanksi


Anda sedang membaca artikel tentang

Berkicaulah, Kau Akan Dihukum!

Dengan url

http://yukolahragasehat.blogspot.com/2012/10/berkicaulah-kau-akan-dihukum.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Berkicaulah, Kau Akan Dihukum!

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Berkicaulah, Kau Akan Dihukum!

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger