Rahasia Dortmund, Antitesis Barcelona  

Written By Unknown on Minggu, 25 November 2012 | 09.55

Minggu, 25 November 2012 | 03:32 WIB

TEMPO.CO, Jakarta--Keluar dari lapangan Amsterdam Arena, Amsterdam, Belanda, Rabu lalu, Daley Blind tetap tak habis pikir atas nasib yang menimpa timnya, Ajax Amsterdam, hari itu. "Kami tidak bermain buruk, tapi mereka sangat mematikan bila memegang bola," kata bek kiri berusia 22 tahun tersebut. "Mereka memiliki kapasitas untuk melangkah lebih jauh."

Pujian tersebut dilontarkan Blind kepada Borussia Dortmund, klub Jerman yang pada hari itu menghancurkan timnya 4-1 dalam laga Liga Champions Grup D. Sungguh memalukan bagi Ajax karena mereka bermain di kandang sendiri dan sebenarnya lebih banyak menguasai bola: 58 persen untuk Ajax berbanding 42 persen untuk Dortmund.

Hasil itu memastikan Dortmund lolos ke babak 16 besar dengan status juara grup meski masih menyisakan satu pertandingan lagi, yaitu menjamu Manchester City, dua pekan mendatang. Die Schwarzgelben (Pasukan Hitam-Kuning) mengoleksi 11 poin dengan memenangi tiga laga, dua kali seri, dan tak pernah kalah dari lima pertandingan.

Tak pelak, Dortmund adalah kejutan terbesar di Liga Champions musim ini. Pasalnya, Grup D awalnya disebut-sebut sebagai "grup neraka" dan diprediksi menjanjikan persaingan sengit di dalamnya sampai pekan terakhir babak grup. Tim asuhan Juergen Klopp itu justru melenggang ringan mengatasi persaingan dengan tiga klub yang di atas kertas memiliki nama lebih besar: Real Madrid, Manchester City, dan Ajax.

Sementara Barcelona—klub yang diakui banyak orang sebagai yang terbaik pada dekade ini—mengandalkan permainan indah dengan fondasi penguasaan bola, Dortmund sebaliknya. Tim dari Stadion Westfalen itu tak suka berlama-lama dengan bola.

Kiper Roman Weidenfeller dan kawan-kawan lebih mengandalkan serangan balik yang cepat dan efektif. Meski begitu, tak ada yang menyamakan mereka dengan gaya permainan Chelsea, yang menjuarai Liga Champions musim lalu dengan gaya "memarkir bus" di depan gawang. Serangan balik Dortmund tetap asyik ditonton.

Lihatlah yang terjadi di Amsterdam Arena hari itu. Dortmund sudah unggul satu gol pada menit kedelapan. Striker Marco Reus memanfaatkan dengan baik serangan cepat yang dibangun sayap kanan Mario Goetze. Ajax baru bisa mencetak gol lewat tendangan Danny Hoesen, menit ke-86, setelah Dortmund unggul empat gol.

Ketika bermain di kandang Dortmund, dalam laga perdana babak grup, pertengahan September lalu, Ajax juga lebih banyak menguasai bola, 55 persen. Tapi tim asuhan Frank de Boer ini juga kalah, 0-1. Saat bermain di kandang Manchester City, Dortmund berhasil bermain imbang 1-1 meski hanya 36 persen menguasai bola.

Tamparan paling keras menimpa Jose Mourinho. Pelatih Real Madrid yang dikenal pragmatis ini menghalalkan berbagai cara untuk menang, termasuk bertahan total dan hanya mengandalkan serangan balik. Melawan Dortmund, pria Portugal ini  kena batunya.

Dua kali bertemu dengan Dortmund, Madrid selalu unggul penguasaan bola, masing-masing 57 persen di kandang Dortmund dan 64 persen di kandang sendiri. Hasilnya, tiap laga berkesudahan 2-1 untuk Dortmund dan seri 2-2. Di Stadion Santiago Bernabeu, Madrid baru dapat menyamakan kedudukan lewat tendangan bebas Mesut Oezil pada menit-menit terakhir.

"Semua yang dikatakan orang tentang grup ini sebelum kompetisi adalah omong kosong," kata Klopp. "Saat itu kami diprediksi hanya akan menempati peringkat ketiga."

Diboyong dari Mainz 05 pada awal musim 2008/2009, pelatih berusia 45 tahun ini lantas menjadi kunci utama kesuksesan Dortmund. Ia menukar ruang kamar tidur pemain saat laga tandang—untuk memompa kebersamaan—serta menggantung tulisan slogan-slogan di ruang ganti, untuk mendongkrak motivasi pemain. Itu gaya Klopp.

Mengandalkan pemain muda menjadi kunci sukses yang lain. Klopp berhasil mengorbitkan remaja-remaja berbakat yang lantas menjadi andalan tim nasional, seperti Hummels, Goetze, dan Marcel Schelzer. Dortmund juga beroleh keuntungan besar dari hasil transfer—membeli dengan harga murah atau membesarkan pemain dari akademi sepak bola dan lantas menjual dengan harga tinggi. Kasus ini terjadi pada Nuri Sahin, yang dibeli Real Madrid, serta Shinji Kagawa, yang diboyong ke Manchester United.

Dengan gayanya, Klopp berhasil mempersembahkan gelar Bundesliga dua musim terakhir. Raihan musim lalu bahkan dilakukan dengan beberapa catatan: meraih gelar ganda—trofi Liga Jerman dan Piala Jerman—untuk pertama kali dalam sejarah klub, meraih poin tertinggi dalam sejarah Liga jerman (81 poin), serta menjadi tim juara dengan rata-rata usia termuda sepanjang sejarah (24,2 tahun).

Agustus lalu, Dortmund mengumumkan bahwa pendapatan bersih mereka selama setahun ke belakang mencapai 34,3 juta euro (sekitar Rp 427 miliar), dan merupakan keuntungan terbanyak yang pernah mereka dapatkan. Ini hasil dari prestasi dikurangi skuad yang murah. Padahal satu dekade lalu mereka hampir bangkrut karena salah urus.

Sebagai satu-satunya klub Jerman yang tercatat di bursa saham, Dortmund membikin ngiler para investor kakap. "Jangan coba-coba mendekat, saham kami hanya untuk suporter fanatik," kata CEO klub, Hans-Joachim Watzke.

Bersama Klopp, Dortmund berpotensi membikin kejutan-kejutan berikutnya di Eropa.

INDEPENDENT | GUARDIAN | ESPN | ANDY MARHAENDRA

Baca juga:
Alasan Timnas Coret Arthur Irawan
Raphael Masuk Timnas Kejuaraan AFF 2012
Mau Nonton Piala AFF 2012? Ini Jadwalnya
Timnas Coret Arthur Irawan
Safee Sali ''Kebelet'' Tampil Bareng Arema Indonesia


Anda sedang membaca artikel tentang

Rahasia Dortmund, Antitesis Barcelona  

Dengan url

http://yukolahragasehat.blogspot.com/2012/11/rahasia-dortmund-antitesis-barcelona.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Rahasia Dortmund, Antitesis Barcelona  

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Rahasia Dortmund, Antitesis Barcelona  

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger